Pendidikan Sangat Penting Untuk Anak-Anak Kita:
Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Anak Umat Islam
Khutbah Pertama
Allah
telah memberikan amanah yang sangat besar di dalam kehidupan kita.
Dimana amanah tersebut seharusnya kita tunaikan sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Nya. Amanat tersebut berupa anak yang telah diberikan
kepada kita, kita telah diperintahkan untuk melepaskan diri, keluarga,
dan termasuk anak kita dari api neraka jahannam.
“Wahai orang orang
yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka,
yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, padanya ada malaikat
yang kasar, mereka tidaklah mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang
diperintahkan kepada mereka.”
Allah telah menjadikan kita sebagai
pemimpin bagi keluarga kita, yang tentunya kita juga akan dimintai
pertanggung jawaban. Maka seharusnya suami dan istri saling bekerjasama
dalam membina keluarga, karena masing-masing akan dimintai
pertanggung-jawaban.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan
dimintai pertanggung-jawaban, maka seorang imam adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggung-jawaban, dan seorang suami adalah pemimpin
keluarganya dan akan dimintai pertanggung-jawaban, dan seorang istri
adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung-jawaban,
dan seorang budak adalah pemimpin pada harta majikannya dan akan
dimintai pertanggung-jawaban, maka ketahuilah bahwa setiap diri kalian
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban.”
“Allah telah mewasiatkan di dalam perkara anak-anak kalian”
Maka
orang tua hendaknya bertanggung jawab terhadap keluarga dan
keturunannnya, jangan sampai dia dan keturunannnya mendapatkan kemurkaan
dari Allah. Maka hendaknya pemimpin keluarga memberikan pelajaran agama
yang baik kepada anak keturunannya agar mereka dapat menjadi anak yang
shalih. Rasulullah bersabda dalam hadits Ibnu Abbas dalam riwayat
Tarmidzi
“Wahai anak kecil, sesungguhnya aku mengajari engkau
beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah
maka engkau akan mendapatkan Allah di hadapanmu, apabila engkau meminta
maka mintalah kepada Allah, apabila engkau memohon pertolongan maka
mintalah kepada Allah”
Dalam hadits ini menunjukkan perhatian beliau
yang besar dalam mendidik anak kaum muslimin. Terlebih bagi mereka yang
telah menjadi kepala keluarga, wajib bagi mereka mengajarkan agama Allah
baik berupa tauhid, akhlaq, adab, dsb karena semuanya adalah tanggung
jawab dari orang tua. Saat rasulullah melihat seorang anak kecil yang
makan dengan adab yang jelek, maka beliau bersabda
“Wahai anak kecil,
apabila engkau makan maka bacalah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu, makanlah mulai dari yang dekat denganmu.”
Demikianlah
Rasulullah memberikan pelajaran kepada anak-anak kaum muslimin dengan
pelajaran yang diperintahkan oleh Allah. Sebelum datang suatu hari yang
menghancurkan dunia ini, hari dimana seseorang akan lari dari saudaranya
sendiri, dari bapak dan ibunya, dan dari istri dan anak-anaknya. Pada
hari inilah kita mempertanggung jawabkan kehidupan kita di dunia, kita
tidak bisa lagi mendidik anak-anak kita karena kesempatan tersebut hanya
di dunia saja. Pendidikan anak-anak perlu kita perhatikan karena
merekalah kebahagiaan atau kesedihan bagi kita.
“Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian adalah fitnah”
Karena
itu disamping kita mendidik dan mengarahkan anak-anak kita kepada
Islam, tentunya kita tetap menyerahkan hasilnya kepada Allah. Karena
yang dapat memberikan hidayah hanyalah Allah. Allah yang akan menentukan
mereka mendapat petunjuk atau menjadi tersesat.
Ketika Nabi Isa baru
lahir dan ditanya oleh Bani Israil, maka Nabi Isa menjawab,
“sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Allah yang telah memberikan
kepadaku Al Kitab dan menjadikan aku sebagai Nabi. Dan menjadikan aku
diberkahi dimanapun aku berada, dan Allah yang mewasiatkan kepadaku
untuk menegakkan shalat dan zakat selama aku masih hidup.”
Kemudian
dari pernyataan Nabi Isa tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah-lah
yang telah menjadikan beliau sebagai orang yang shalih, sebagai seorang
Nabi, dan sebagai orang yang menerima kitab suci. Kemudian perkataan
Nabi Isa yang lainnya:
“Dan Allah yang telah menjadikan aku sebagai
anak yang berbakti kepada orang tuaku dan tidak menjadikan aku sebagai
orang yang keras dan kasar.”
Maka apabila kita mengetahui hal ini
seharusnya kita berusaha sebaik-baiknya, memohon pertolongan kepada
Allah, agar anak keturunan kita dapat menjadi generasi yang shalih.
Pertolongan dari Allah kita perlukan karena hidayah itu hanya datang
dari Allah, bahkan Nabi Nuh tidak dapat memberikan hidayah kepada
anaknya.
Berkata Nabi Nuh terhadap anaknya, “Wahai Anakku, marilah
berlayar bersamaku, dan janganlah kamu bersama orang yang kafir”, jawab
anaknya, “Aku akan berlindung ke puncak gunung yang dapat menjauhkan aku
dari air”. Nabi Nuh berkata, “Pada hari ini tidak ada yang dapat
terjaga dari perintah Allah kecuali yang disayangi oleh Allah. Wahai
Rabbku sesungguhnya anakku adalah termasuk dari keluargaku, dan
sesungguhnya janjimu adalah benar dan engkau adalah Dzat yang maha
bijaksana”, jawab Allah, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk
dari keluargamu, karena dia beramal yang tidak baik. Maka jangan engkau
meminta kepada-Ku sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu di dalamnya,
sesungguhnya Aku mengingatkanmu agar engkau tidak termasuk orang-orang
yang bodoh”, jawab Nabi Nuh, “Wahai Rabbku, kalau seandainya engkau
tidak mengampuni dan dan menyanyangi aku maka benar benar aku akan
menjadi orang orang yang merugi.”
Akan tetapi seorang anak yang
shalih dapat menjadi sebuah permata yang sangat indah. Seperti Nabi
Ismail terhadap Nabi Ibrahim, ketika Nabi Ibrahim berkata, “Wahai
Anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, bagaimana
pendapatmu? Wahai Bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu,
dan niscaya engkau akan mendapatiku termasuk orang orang yang bersabar.”
Lihatlah
bagaimana jawaban dari anak yang shalih kepada bapak yang shalih,
padahal mereka berdua diperintahkan untuk mengerjakan suatu hal yang
sangat berat. Demikianlah kisah dari keluarga yang shalih, apabila
seorang anak telah dijadikan sebagai seorang yang shalih oleh Allah,
maka hal tersebut mungkin akan menjadi sebab baiknya kedua orang tuanya,
tetapi apabila anak tersebut jelek, mungkin hal tersebut akan menjadi
sebab kekafiran kedua orang tuanya.
Sebagaimana Allah telah
mengingatkan kita dalam kisah Nabi Khidr dan Nabi Musa. Ketika Allah
memerintahkan Nabi Khidr untuk membunuh seorang anak kecil, kemudian
nabi Musa berkata, “Kenapa engkau membunuh seorang jiwa padahal dia
tidak membunuh jiwa yang lain ?, sungguh Engkau telah melakukan sesuatu
yang mungkar”, jawab Nabi Khidr, “Bukankah sudah aku katakan bahwa
Engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku ?”.
Kemudian di akhir
kisah Nabi Khidr menjelaskan alasannya. Beliau melakukan hal tersebut
karena anak kecil yang beliau bunuh sesungguhnya memiliki dua orang tua
yang shalih. Dan beliau takut anak tersebut akan memaksa kedua orang
tuanya menuju kekafiran, maka beliau ingin agar Allah memberikan ganti
anak yang lebih shalih dan lebih penyayang kepada kedua orang tuanya.
Pada
ayat ini disebutkan bahwa seorang anak dapat menjadi sebab kekafiran
kedua orang tuanya. Maka anak adalah jaminan terhadap kelurusan agama
kita, oleh karena itu barang siapa yang ingin istiqomah di dalam agama
ini, maka hendaknya dia mendidik anaknya dengan keshalihan, karena hal
tersebut diharapkan menjadi penyebab Allah memberikan kebaikan kepada
kedua orang tuanya.
Khutbah ke dua.
Dan termasuk kebiasaan orang yang shalih adalah berdoa agar keturunannya diperbaiki agamanya.
“Wahai
Rabb kami, berikanlah kepada kami dari istri dan anak sebagai pelembut
dan penenang jiwa kami. Dan jadikanlah kami semua (suami, istri dan
anak) sebagai pemuka orang yang bertakwa.”
Rasulullah mendoakan Hasan
dan Usamah bin Zaid dalam hadits riwayat imam Bukhari, “Ya Allah,
sesunggguhnya aku mencintai keduanya, maka cintailah kedua anak ini.”
Demikian
pula doa beliau terhadap Abdullah bin Jafar, “Ya Allah, jadikanlah pada
keluarga Jafar kebaikan, dan berkahilah Abdullah pada tangan kanannya.”
“Ya Allah, berilah kepada Anas bin Malik harta dan anak yang banyak, dan berkahilah kepada yang engkau berikan kepada mereka.”
Dan doa beliau terhadap Abdullah bin Abbas, “Ya allah pahamkanlah dia dengan agama, dan pahamkanlah dia dengan tafsir.”
Dan
termasuk hal yang harus kita perhatikan dalam pendidikan anak kita
adalah jangan sampai kita mengeluarkan suatu ucapan yang jelek,
bagaimanapun keadaan kita. Ketika Rasulullah mendengar seseorang
melaknat untanya, maka Rasulullah bertanya kepada sahabatnya, “Siapa
yang tadi melaknat ?, saya, turunlah engkau dari untamu, jangan engkau
menyertai kami dengan sesuatu yang telah dilaknat, janganlah kalian
mendoakan keburukan bagi diri diri kalian, anak-anak, dan harta kalian,
jangan sampai ketika kalian berdoa kejelekan tersebut bertepatan dengan
waktu yang Allah mengabulkan doa tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar